kerja, customer, dan lain sebagainya. Ketelitian dalam dunia bisnis sangat lah berpengaruh pada sukses tidaknya seseorang. Ketika seseorang ceroboh terhadap bisnis dengan mengabaikan ketelitian dalam berbisnis, hasilnya akan mengalami kegagalan.
Kegagalan tersebut bisa terjadi ketika seseorang tidak mengamati segmentasi pasar sehingga produk barangyang ia sediakan tidak sinkron dengan permintaan pasar, maka produk tidak akan dijamah oleh customer. Selain itu, jika Anda tidak teliti terhadap pemilihan partner kerja dan customer Anda, maka akan berpotesi terjadi penipuan. Ketika tindakan tersebut benar terjadi, maka Anda akan tahu sendiri akibatnya.
Ketelitian terhadap tindakan Anda dalam mengamati segmentasi pasar, pemilihan partner, dan customer sangatlah penting, karena dalam dunia bisnis banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk dapat mewujudkan keinginan mereka, termasuk menikam teman sendiri. Kenyataannya, kejadian-kejadian semacam itu banyak terjadi di lapangan sehingga menciptakan orang-oranggagal dalam bisnis.
Cerita dari Seorang Dosen
Kisah ini terjadi ketika ajaran baru di sebuah fakultas kedokteran, dimana seorang dosen sedang mengajar mahasiswa baru di kuliah perdana mereka. Ketika kuliah perdana tersebut tampak ketegangan di mata mahasiswa baru, dimana mereka terus mengamati Dosen dan mencatat apa yang disampaikan.
Kisah ini terjadi ketika ajaran baru di sebuah fakultas kedokteran, dimana seorang dosen sedang mengajar mahasiswa baru di kuliah perdana mereka. Ketika kuliah perdana tersebut tampak ketegangan di mata mahasiswa baru, dimana mereka terus mengamati Dosen dan mencatat apa yang disampaikan.
Ditengah jam kuliah tersebut sang dosen ingin menguji tingkat ketelitian mahasiswanya dengan mengadakan sebuah percobaan dengan sebuah percobaan dalam kuliah tersebut. Sang dosen mulai mengawali percobaan tersebut dengan berkata, “Menjadi dokter, butuh keberanian dan ketelitian. Dan saya harap kalian dapat membuktikannya!” Tidak lama kemudian sang dosen mengeluarkan toples yang ditutup rapat yang berisi air yang berwarna tidak karuan. Para mahasiswa menjadi bertanya-tanya apa yang akan dilakukan oleh dosen tersebut, perasaan kalut dan penuh penasaran tidak karuan. Di sela-sela tanda tanya para mahasiswa tersebut, dosen tersebut berkata, “Saya punya setoples cairan limpa manusia yang telah direndam selama 3 bulan.” Kemudian sang dosen bertindak mengejutkan dengan mencelupkan jarinya ke dalam toples lalu memasukkannya ke mulutnya. Seketika para mahasiswa histeris berteriak dan mual terhadap kelakuan dosennya. Suasana kelas menjadi gaduh, tetapi sang dosen segera menenangkan keributan tersebut.
Setelah tindakan dosen tersebut, sang dosen pun mengatakan, “Inilah keberanian dan ketelitian yang saya maksudkan, setiap manusia harus memiliki keberanian dan ketelitian untuk hidup. Sekarang saatnya kalian membuktikannya dengan melakukan apa yang saya perbuat untuk dapat membuktikannya, sebagai seorang calon dokter Anda harus berani dan teliti, jadi siapa yang berani mencoba?” Seketika kelas yang tadinya gaduh menjadi sepi tiada bersuara seakan tidak berpenghuni. Para mahasiswa merasa jijik hingga pertanyaan, “Siapa yang berani mencoba?” tersebut di ulang kembali untuk ketiga kalinya.
Seketika seorang mahasiswa mengangkat tangannya sebagai tanda mau melakukannya. Setelah menyatakan persetujuan mahasiswa tersebut memberanikan dirinya untuk maju, walaupun hatinya mengatakan jijik dan geli. Keberanian mahasiswa tersebut disambut oleh sang dosen dengan senyuman ramah. Dengan wajah tegang dan perasaan ragu-ragu mahasiswa tersebut memulai mencelupkan jari telunjuknya ke dalam toples.
Sang mahasiswa pemberani tersebut pun mulai mengangkat tangannya, dengan memalingkan mukanya ke kanan. Dengan perlahan, dimasukkannya jari yang telah tercelup lendir itu ke mulutnya. Seketika itu para mahasiswa berteriak dan menutupkan mata mereka, bahkan beberapa mahasiswa yang ijin keluar karena mual-mual perutnya ingin muntah.
Setelah pembuktian tersebut sang mahasiswa izin ke toilet untuk muntah karena tidak tahan dengan bau dan rasanya. Setelah ia kembali ke dalam kelas, suara tepuk tangan seakan mengiringinya masuk kelas sebagai penghormatan atas keberaniannya tersebut. Setelah itu, sang dosen pun berkata kepada mahasiswa tersebut, “Bagus kamu telah membuktikan
satu hal, anak muda.
satu hal, anak muda.
Seorang calon dokter memang harus berani. Tapi sayangnya, seorang dokter tidak hanya butuh keberanian, melainkan ketelitian dalam menjalankan tugasnya. Tidakkah kamu mengamati bahwa tadi saya memang mencelupkan jari telunjuk saya, tetapi yang saya masukkan ke mulut adalah jari tengah! Seorang dokter memang butuh keberanian, tapi lebih butuh lagi ketelitian.”
Begitulah kehidupan, di mana keberanian dan ketelitian sangat diperlukan dalam hidup. Terkadang banyak orang yang hanya bermodalkan keberanian untuk melakukan usaha tanpa diimbangi dengan ketelitiannya dalam mengamati situasi dan kondisi di lapangan sehingga menyebabkan ia gagal. Seperti yang dialami oleh kebanyakan orang-orang yang gagal dalam berwirausaha.
Orang-orang yang berhasil menggapai kesuksesan dalam berwirausaha adalah yang mampu berani bertindak dan teliti terhadap perkembangan usahanya, baik dalam persaingan, segmentasi pasar, memilih partner dan customer dan masih banyak yang lain, yang semua itu membutuhkan ketelitian. Keberanian memang adalah modal utama seorang wirausahawan, akan tetapi, jika tanpa diimbangi dengan ketelitian dalam berwirausaha, maka hasilnya akan sia-sia saja.
Kisah Sukses Yana Berbisnis Keripik Karuhun
Cara Menumbuhkan Motivasi yang Kuat dalam Diri
Kisah Sukses Dewandra Djelantik dari Bidikan Lensa (Bisnis Photography)
Cak Asmo, Berawal dari Gerobak Dorong Jadi Pengusaha Restoran
Kegagalan tersebut bisa terjadi ketika seseorang tidak mengamati segmentasi pasar sehingga produk barangyang ia sediakan tidak sinkron dengan permintaan pasar, maka produk tidak akan dijamah oleh customer. Selain itu, jika Anda tidak teliti terhadap pemilihan partner kerja dan customer Anda, maka akan berpotesi terjadi penipuan. Ketika tindakan tersebut benar terjadi, maka Anda akan tahu sendiri akibatnya.
Ketelitian terhadap tindakan Anda dalam mengamati segmentasi pasar, pemilihan partner, dan customer sangatlah penting, karena dalam dunia bisnis banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk dapat mewujudkan keinginan mereka, termasuk menikam teman sendiri. Kenyataannya, kejadian-kejadian semacam itu banyak terjadi di lapangan sehingga menciptakan orang-oranggagal dalam bisnis.
Cerita dari Seorang Dosen
Kisah ini terjadi ketika ajaran baru di sebuah fakultas kedokteran, dimana seorang dosen sedang mengajar mahasiswa baru di kuliah perdana mereka. Ketika kuliah perdana tersebut tampak ketegangan di mata mahasiswa baru, dimana mereka terus mengamati Dosen dan mencatat apa yang disampaikan.
Kisah ini terjadi ketika ajaran baru di sebuah fakultas kedokteran, dimana seorang dosen sedang mengajar mahasiswa baru di kuliah perdana mereka. Ketika kuliah perdana tersebut tampak ketegangan di mata mahasiswa baru, dimana mereka terus mengamati Dosen dan mencatat apa yang disampaikan.
Ditengah jam kuliah tersebut sang dosen ingin menguji tingkat ketelitian mahasiswanya dengan mengadakan sebuah percobaan dengan sebuah percobaan dalam kuliah tersebut. Sang dosen mulai mengawali percobaan tersebut dengan berkata, “Menjadi dokter, butuh keberanian dan ketelitian. Dan saya harap kalian dapat membuktikannya!” Tidak lama kemudian sang dosen mengeluarkan toples yang ditutup rapat yang berisi air yang berwarna tidak karuan. Para mahasiswa menjadi bertanya-tanya apa yang akan dilakukan oleh dosen tersebut, perasaan kalut dan penuh penasaran tidak karuan. Di sela-sela tanda tanya para mahasiswa tersebut, dosen tersebut berkata, “Saya punya setoples cairan limpa manusia yang telah direndam selama 3 bulan.” Kemudian sang dosen bertindak mengejutkan dengan mencelupkan jarinya ke dalam toples lalu memasukkannya ke mulutnya. Seketika para mahasiswa histeris berteriak dan mual terhadap kelakuan dosennya. Suasana kelas menjadi gaduh, tetapi sang dosen segera menenangkan keributan tersebut.
Setelah tindakan dosen tersebut, sang dosen pun mengatakan, “Inilah keberanian dan ketelitian yang saya maksudkan, setiap manusia harus memiliki keberanian dan ketelitian untuk hidup. Sekarang saatnya kalian membuktikannya dengan melakukan apa yang saya perbuat untuk dapat membuktikannya, sebagai seorang calon dokter Anda harus berani dan teliti, jadi siapa yang berani mencoba?” Seketika kelas yang tadinya gaduh menjadi sepi tiada bersuara seakan tidak berpenghuni. Para mahasiswa merasa jijik hingga pertanyaan, “Siapa yang berani mencoba?” tersebut di ulang kembali untuk ketiga kalinya.
Seketika seorang mahasiswa mengangkat tangannya sebagai tanda mau melakukannya. Setelah menyatakan persetujuan mahasiswa tersebut memberanikan dirinya untuk maju, walaupun hatinya mengatakan jijik dan geli. Keberanian mahasiswa tersebut disambut oleh sang dosen dengan senyuman ramah. Dengan wajah tegang dan perasaan ragu-ragu mahasiswa tersebut memulai mencelupkan jari telunjuknya ke dalam toples.
Sang mahasiswa pemberani tersebut pun mulai mengangkat tangannya, dengan memalingkan mukanya ke kanan. Dengan perlahan, dimasukkannya jari yang telah tercelup lendir itu ke mulutnya. Seketika itu para mahasiswa berteriak dan menutupkan mata mereka, bahkan beberapa mahasiswa yang ijin keluar karena mual-mual perutnya ingin muntah.
Setelah pembuktian tersebut sang mahasiswa izin ke toilet untuk muntah karena tidak tahan dengan bau dan rasanya. Setelah ia kembali ke dalam kelas, suara tepuk tangan seakan mengiringinya masuk kelas sebagai penghormatan atas keberaniannya tersebut. Setelah itu, sang dosen pun berkata kepada mahasiswa tersebut, “Bagus kamu telah membuktikan
satu hal, anak muda.
satu hal, anak muda.
Seorang calon dokter memang harus berani. Tapi sayangnya, seorang dokter tidak hanya butuh keberanian, melainkan ketelitian dalam menjalankan tugasnya. Tidakkah kamu mengamati bahwa tadi saya memang mencelupkan jari telunjuk saya, tetapi yang saya masukkan ke mulut adalah jari tengah! Seorang dokter memang butuh keberanian, tapi lebih butuh lagi ketelitian.”
Begitulah kehidupan, di mana keberanian dan ketelitian sangat diperlukan dalam hidup. Terkadang banyak orang yang hanya bermodalkan keberanian untuk melakukan usaha tanpa diimbangi dengan ketelitiannya dalam mengamati situasi dan kondisi di lapangan sehingga menyebabkan ia gagal. Seperti yang dialami oleh kebanyakan orang-orang yang gagal dalam berwirausaha.
Orang-orang yang berhasil menggapai kesuksesan dalam berwirausaha adalah yang mampu berani bertindak dan teliti terhadap perkembangan usahanya, baik dalam persaingan, segmentasi pasar, memilih partner dan customer dan masih banyak yang lain, yang semua itu membutuhkan ketelitian. Keberanian memang adalah modal utama seorang wirausahawan, akan tetapi, jika tanpa diimbangi dengan ketelitian dalam berwirausaha, maka hasilnya akan sia-sia saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar