Kamis, 04 Juni 2015



Harus Mampu Berani  Bertindak & TelitiDalam  menjalankan  sebuah  usaha  sangat  membutuhkan  ketelitian dalam  menjalankannya.  Ketelitian  menjadi  penunjang  seorang  wirausahawan  dalam  menggapai  kesuksesan  dalam  hidup.  Ketelitian  tersebut  dapat direalisasikan  melalui  berbagai  media  dalam  kehidupan,  dapat  dengan ketelitian  dalam  mengamati  segmentasi  pasar,  ketelitian  terhadap  partner
kerja,  customer,  dan  lain  sebagainya.  Ketelitian  dalam  dunia  bisnis  sangat lah  berpengaruh  pada  sukses  tidaknya  seseorang.  Ketika  seseorang  ceroboh  terhadap  bisnis  dengan  mengabaikan  ketelitian  dalam  berbisnis,  hasilnya  akan  mengalami  kegagalan.
Kegagalan  tersebut  bisa  terjadi  ketika  seseorang  tidak  mengamati segmentasi  pasar  sehingga  produk  barangyang  ia  sediakan  tidak  sinkron dengan  permintaan  pasar,  maka  produk  tidak  akan  dijamah  oleh  customer. Selain  itu,  jika  Anda  tidak  teliti  terhadap  pemilihan  partner  kerja  dan customer  Anda,  maka  akan  berpotesi  terjadi  penipuan.  Ketika  tindakan  tersebut  benar  terjadi,  maka  Anda  akan  tahu  sendiri  akibatnya.
Ketelitian  terhadap  tindakan  Anda  dalam  mengamati  segmentasi pasar,  pemilihan  partner,  dan  customer  sangatlah  penting,  karena  dalam dunia  bisnis  banyak  orang  yang  menghalalkan  segala  cara  untuk  dapat mewujudkan  keinginan  mereka,  termasuk  menikam  teman  sendiri.  Kenyataannya,  kejadian-kejadian  semacam  itu  banyak  terjadi  di  lapangan  sehingga  menciptakan  orang-oranggagal  dalam  bisnis.
Cerita  dari  Seorang  Dosen
Kisah  ini  terjadi  ketika  ajaran  baru  di  sebuah  fakultas  kedokteran,  dimana  seorang  dosen  sedang  mengajar  mahasiswa  baru  di  kuliah  perdana mereka.  Ketika  kuliah  perdana  tersebut  tampak  ketegangan  di  mata  mahasiswa baru, dimana mereka terus mengamati Dosen dan mencatat apa yang disampaikan.
Ditengah jam kuliah tersebut sang dosen ingin menguji tingkat ketelitian mahasiswanya dengan mengadakan sebuah percobaan dengan sebuah  percobaan  dalam  kuliah tersebut.  Sang  dosen  mulai  mengawali  percobaan  tersebut  dengan  berkata,  “Menjadi  dokter,  butuh  keberanian  dan  ketelitian.  Dan  saya  harap kalian  dapat  membuktikannya!” Tidak  lama  kemudian  sang  dosen  mengeluarkan  toples  yang  ditutup rapat  yang  berisi  air  yang  berwarna  tidak  karuan.  Para  mahasiswa  menjadi bertanya-tanya  apa  yang  akan  dilakukan  oleh  dosen  tersebut,  perasaan kalut  dan  penuh  penasaran  tidak  karuan.  Di  sela-sela  tanda  tanya  para mahasiswa  tersebut,  dosen  tersebut  berkata,  “Saya  punya  setoples  cairan limpa  manusia  yang telah  direndam  selama  3  bulan.”  Kemudian  sang dosen bertindak  mengejutkan  dengan  mencelupkan  jarinya  ke  dalam  toples  lalu memasukkannya  ke  mulutnya.  Seketika  para  mahasiswa  histeris  berteriak dan  mual  terhadap  kelakuan  dosennya.  Suasana  kelas  menjadi  gaduh, tetapi  sang  dosen  segera  menenangkan  keributan  tersebut.
Setelah  tindakan  dosen  tersebut,  sang  dosen  pun  mengatakan, “Inilah  keberanian  dan  ketelitian  yang  saya  maksudkan,  setiap  manusia harus  memiliki  keberanian  dan  ketelitian  untuk  hidup.  Sekarang  saatnya kalian  membuktikannya  dengan  melakukan  apa  yang  saya  perbuat  untuk dapat  membuktikannya,  sebagai  seorang  calon  dokter  Anda  harus  berani dan  teliti,  jadi  siapa  yang  berani  mencoba?” Seketika  kelas  yang tadinya  gaduh  menjadi  sepi  tiada  bersuara  seakan tidak  berpenghuni.  Para  mahasiswa  merasa jijik  hingga  pertanyaan,  “Siapa yang  berani  mencoba?”  tersebut  di  ulang  kembali  untuk  ketiga  kalinya.
Seketika  seorang  mahasiswa  mengangkat  tangannya  sebagai  tanda  mau melakukannya. Setelah  menyatakan  persetujuan  mahasiswa  tersebut  memberanikan dirinya  untuk  maju,  walaupun  hatinya  mengatakan  jijik  dan  geli.  Keberanian mahasiswa  tersebut  disambut  oleh  sang  dosen  dengan  senyuman  ramah. Dengan  wajah  tegang  dan  perasaan  ragu-ragu  mahasiswa  tersebut  memulai  mencelupkan  jari  telunjuknya  ke  dalam  toples.
Sang  mahasiswa  pemberani  tersebut  pun  mulai  mengangkat tangannya,  dengan  memalingkan  mukanya  ke  kanan.  Dengan  perlahan,  dimasukkannya  jari  yang  telah  tercelup  lendir  itu  ke  mulutnya.  Seketika  itu  para mahasiswa  berteriak  dan  menutupkan  mata  mereka,  bahkan  beberapa mahasiswa  yang  ijin  keluar  karena  mual-mual  perutnya  ingin  muntah.
Setelah  pembuktian  tersebut  sang  mahasiswa  izin  ke  toilet  untuk muntah  karena  tidak  tahan  dengan  bau  dan  rasanya.  Setelah  ia  kembali ke  dalam  kelas,  suara  tepuk  tangan  seakan  mengiringinya  masuk  kelas  sebagai  penghormatan  atas  keberaniannya  tersebut.  Setelah  itu,  sang  dosen pun  berkata  kepada  mahasiswa  tersebut,  “Bagus  kamu  telah  membuktikan
satu  hal,  anak  muda.
Seorang  calon  dokter  memang  harus  berani.  Tapi  sayangnya,  seorang dokter  tidak  hanya  butuh  keberanian,  melainkan  ketelitian  dalam  menjalankan  tugasnya.  Tidakkah  kamu  mengamati  bahwa  tadi  saya  memang  mencelupkan  jari  telunjuk  saya,  tetapi  yang  saya  masukkan  ke  mulut  adalah  jari tengah!  Seorang  dokter  memang  butuh  keberanian,  tapi  lebih  butuh  lagi ketelitian.”
Begitulah  kehidupan,  di  mana  keberanian  dan  ketelitian  sangat  diperlukan  dalam  hidup.  Terkadang  banyak  orang yang  hanya  bermodalkan  keberanian  untuk  melakukan  usaha  tanpa  diimbangi  dengan  ketelitiannya dalam  mengamati  situasi  dan  kondisi  di  lapangan  sehingga  menyebabkan ia  gagal.  Seperti  yang  dialami  oleh  kebanyakan  orang-orang  yang  gagal  dalam  berwirausaha.
Orang-orang  yang  berhasil  menggapai  kesuksesan  dalam  berwirausaha  adalah  yang  mampu  berani  bertindak  dan  teliti  terhadap  perkembangan  usahanya,  baik  dalam  persaingan,  segmentasi  pasar,  memilih partner  dan  customer  dan  masih  banyak  yang  lain,  yang  semua  itu  membutuhkan  ketelitian.  Keberanian  memang  adalah  modal  utama  seorang wirausahawan,  akan  tetapi,  jika  tanpa  diimbangi  dengan  ketelitian  dalam  berwirausaha,  maka  hasilnya  akan  sia-sia  saja.


kerja,  customer,  dan  lain  sebagainya.  Ketelitian  dalam  dunia  bisnis  sangat lah  berpengaruh  padatidaknya  seseorang.  Ketika  seseorang  ceroboh  terhadap  bisnis  dengan  mengabaikan  ketelitian  dalam  berbisnis,  hasilnya  akan  mengalami  kegagalan.
Kegagalan  tersebut  bisa  terjadi  ketika  seseorang  tidak  mengamati segmentasi  pasar  sehingga  produk  barangyang  ia  sediakan  tidak  sinkron dengan  permintaan  pasar,  maka  produk  tidak  akan  dijamah  oleh  customer. Selain  itu,  jika  Anda  tidak  teliti  terhadap  pemilihan  partner  kerja  dan customer  Anda,  maka  akan  berpotesi  terjadi  penipuan.  Ketika  tindakan  tersebut  benar  terjadi,  maka  Anda  akan  tahu  sendiri  akibatnya.
Ketelitian  terhadap  tindakan  Anda  dalam  mengamati  segmentasi pasar,  pemilihan  partner,  dan  customer  sangatlah  penting,  karena  dalam dunia  bisnis  banyak  orang  yang  menghalalkan  segala  cara  untuk  dapat mewujudkan  keinginan  mereka,  termasuk  menikam  teman  sendiri.  Kenyataannya,  kejadian-kejadian  semacam  itu  banyak  terjadi  di  lapangan  sehingga  menciptakan  orang-oranggagal  dalam  bisnis.
Cerita  dari  Seorang  Dosen
Kisah  ini  terjadi  ketika  ajaran  baru  di  sebuah  fakultas  kedokteran,  dimana  seorang  dosen  sedang  mengajar  mahasiswa  baru  di  kuliah  perdana mereka.  Ketika  kuliah  perdana  tersebut  tampak  ketegangan  di  mata  mahasiswa baru, dimana mereka terus mengamati Dosen dan mencatat apa yang disampaikan.
Ditengah jam kuliah tersebut sang dosen ingin menguji tingkat ketelitian mahasiswanya dengan mengadakan sebuah percobaan dengan sebuah  percobaan  dalam  kuliah tersebut.  Sang  dosen  mulai  mengawali  percobaan  tersebut  dengan  berkata,  “Menjadi  dokter,  butuh  keberanian  dan  ketelitian.  Dan  saya  harap kalian  dapat  membuktikannya!” Tidak  lama  kemudian  sang  dosen  mengeluarkan  toples  yang  ditutup rapat  yang  berisi  air  yang  berwarna  tidak  karuan.  Para  mahasiswa  menjadi bertanya-tanya  apa  yang  akan  dilakukan  oleh  dosen  tersebut,  perasaan kalut  dan  penuh  penasaran  tidak  karuan.  Di  sela-sela  tanda  tanya  para mahasiswa  tersebut,  dosen  tersebut  berkata,  “Saya  punya  setoples  cairan limpa  manusia  yang telah  direndam  selama  3  bulan.”  Kemudian  sang dosen bertindak  mengejutkan  dengan  mencelupkan  jarinya  ke  dalam  toples  lalu memasukkannya  ke  mulutnya.  Seketika  para  mahasiswa  histeris  berteriak dan  mual  terhadap  kelakuan  dosennya.  Suasana  kelas  menjadi  gaduh, tetapi  sang  dosen  segera  menenangkan  keributan  tersebut.
Setelah  tindakan  dosen  tersebut,  sang  dosen  pun  mengatakan, “Inilah  keberanian  dan  ketelitian  yang  saya  maksudkan,  setiap  manusia harus  memiliki  keberanian  dan  ketelitian  untuk  hidup.  Sekarang  saatnya kalian  membuktikannya  dengan  melakukan  apa  yang  saya  perbuat  untuk dapat  membuktikannya,  sebagai  seorang  calon  dokter  Anda  harus  berani dan  teliti,  jadi  siapa  yang  berani  mencoba?” Seketika  kelas  yang tadinya  gaduh  menjadi  sepi  tiada  bersuara  seakan tidak  berpenghuni.  Para  mahasiswa  merasa jijik  hingga  pertanyaan,  “Siapa yang  berani  mencoba?”  tersebut  di  ulang  kembali  untuk  ketiga  kalinya.
Seketika  seorang  mahasiswa  mengangkat  tangannya  sebagai  tanda  mau melakukannya. Setelah  menyatakan  persetujuan  mahasiswa  tersebut  memberanikan dirinya  untuk  maju,  walaupun  hatinya  mengatakan  jijik  dan  geli.  Keberanian mahasiswa  tersebut  disambut  oleh  sang  dosen  dengan  senyuman  ramah. Dengan  wajah  tegang  dan  perasaan  ragu-ragu  mahasiswa  tersebut  memulai  mencelupkan  jari  telunjuknya  ke  dalam  toples.
Sang  mahasiswa  pemberani  tersebut  pun  mulai  mengangkat tangannya,  dengan  memalingkan  mukanya  ke  kanan.  Dengan  perlahan,  dimasukkannya  jari  yang  telah  tercelup  lendir  itu  ke  mulutnya.  Seketika  itu  para mahasiswa  berteriak  dan  menutupkan  mata  mereka,  bahkan  beberapa mahasiswa  yang  ijin  keluar  karena  mual-mual  perutnya  ingin  muntah.
Setelah  pembuktian  tersebut  sang  mahasiswa  izin  ke  toilet  untuk muntah  karena  tidak  tahan  dengan  bau  dan  rasanya.  Setelah  ia  kembali ke  dalam  kelas,  suara  tepuk  tangan  seakan  mengiringinya  masuk  kelas  sebagai  penghormatan  atas  keberaniannya  tersebut.  Setelah  itu,  sang  dosen pun  berkata  kepada  mahasiswa  tersebut,  “Bagus  kamu  telah  membuktikan
satu  hal,  anak  muda.
Seorang  calon  dokter  memang  harus  berani.  Tapi  sayangnya,  seorang dokter  tidak  hanya  butuh  keberanian,  melainkan  ketelitian  dalam  menjalankan  tugasnya.  Tidakkah  kamu  mengamati  bahwa  tadi  saya  memang  mencelupkan  jari  telunjuk  saya,  tetapi  yang  saya  masukkan  ke  mulut  adalah  jari tengah!  Seorang  dokter  memang  butuh  keberanian,  tapi  lebih  butuh  lagi ketelitian.”
Begitulah  kehidupan,  di  mana  keberanian  dan  ketelitian  sangat  diperlukan  dalam  hidup.  Terkadang  banyak  orang yang  hanya  bermodalkan  keberanian  untuk  melakukan  usaha  tanpa  diimbangi  dengan  ketelitiannya dalam  mengamati  situasi  dan  kondisi  di  lapangan  sehingga  menyebabkan ia  gagal.  Seperti  yang  dialami  oleh  kebanyakan  orang-orang  yang  gagal  dalam  berwirausaha.
Orang-orang  yang  berhasil  menggapai  kesuksesan  dalam  berwirausaha  adalah  yang  mampu  berani  bertindak  dan  teliti  terhadap  perkembangan  usahanya,  baik  dalam  persaingan,  segmentasi  pasar,  memilih partner  dan  customer  dan  masih  banyak  yang  lain,  yang  semua  itu  membutuhkan  ketelitian.  Keberanian  memang  adalah  modal  utama  seorang wirausahawan,  akan  tetapi,  jika  tanpa  diimbangi  dengan  ketelitian  dalam  berwirausaha,  maka  hasilnya  akan  sia-sia  saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar