“Rajin Pangkal Pandai, Hemat Pangkal Kaya“, begitulah peribahasa bangsa kita mengatakan, tetapi sayangnya peribahasa tersebut belum di implementasikan secara menyeluruh. Berbeda dengan Jepang, di mana masyarakatnya sangat menerapkan hidup hemat dalam berkehidupan. Selain itu, orang-orang Jepang juga sangat rajin dalam belajar dan berhidup hemat. Hidup dengan berkecukupan dan mampu mengatur ke uangan bagi mereka adalah sumberdari kekayaan. Untuk itu, dalam kesehariannya orang Jepang menerapkan pola hidup dengan bekerja keras dan hidup hemat.
Hal ini bertujuan untuk menggapai kesuksesan dengan cara cepat, meskipun bagi kebanyakan orang masih dianggap hal yangsulit. Ketika pola hidup tersebutditerapkan, mereka akan menggapai keuntungan dalam berbagai sistem secara keseluruhan. “Besar Pasak daripada Tiang”, begitulah akibat dari orang-orang yang tidak mampu me-manage keuangan mereka dengan baik. Ketika pendapatan dan pengeluaran pada kenyataannya besar pengeluaran, hasilnya orangtersebut akan mengalami kesusahan hidup, bahkan akan meminjam uang ke sana dan ke mari setiap bulannya. Ketika pasak dan tiang seimbang, maka hasilnya pun akan aman-aman saja.
Tetapi, jika dalam jangka panjang seperti itu terus-menerus, justru termasuk orang-orang yang rugi karena menghabiskan seluruh hidupnya hanya dengan hasil yang pas-pasan. Artinya, mereka tidak mempersiapkan bekal untuk masa depan mereka.
Hal ini berbeda dengan orang-orang Jepang. Dimana peribahasa bangsa Indonesia tidak berlaku pada mereka. Pada kenyataannya mereka menerapkan pola hidup, besar tiang daripada pasak, artinya besar pendapatan dibandingkan pengeluaran sehingga mereka dapat meng- investasikan sisa uang yang mereka dapatkan untuk masa depan. Selain pola hidup hemat yang diterapkan oleh orang-orang Jepang, mereka juga mempunyai poin plus yang tidak dimiliki oleh bangsa kita. Mereka sangat anti kepada pola hidup konsumerisme, artinya mereka sangat tidak menyukai pola hidup dengan ketergantungan kepada bangsa lain, seperti masyarakat Indonesia saat ini.
Masyarakatnya sangat konsumeris dengan mengandalkan produk dari bangsa lain, tanpa pernah berinisiatif untuk mengadakannya sendiri. Bahkan akibat ketergantungan terhadap produk luar negeri mem- buat produsen lokal menjadi banyak yang gulung tikar diakibatkan kalah bersaing dengan investor dari luar negeri. Kenyataan ini berbeda dengan Jepang, di mana mereka menerapkan pola hidup yang cinta kepada pro- duk lokal, bahkan mereka sangat membatasi produk luar yang masuk Ke negaranya.
Bagi mereka, inilah pola hidup hemat di mana mereka berpartisipasi untuk membantu perekonomian mereka dengan mengonsumsi produk dalam negeri untuk memajukan negaranya.*Copyright : kisahsukses.info
terimakasih banyak, sangat menarik sekali...
BalasHapushttp://obattraditional.com/